_________________________
(Bismillahirrahmanirrahim, saya berniat ngaji karena Allah, semoga Allah memberikan ilmuNya dan menolong untuk bisa mengamalkannya. Aamiiin)
_______________ _______
Bismillahirrahm anirrahim,
alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, Allahumma shalli ‘ala sayyidina wa
maulana wa habiibina wa syafii’ina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi
wa baarik wa sallim.
Kita orang Jawa tentu pernah mendengar ungkapan “Urip ki mung sedela, paribasan mampir ngombe”. Hidup itu hanya sebentar, hanyalah seperti orang yang singgah untuk minum. Tentu saja ungkapan ini benar adanya. Jika dibandingkan dengan kehidupan di akherat yang kekal nanti, sungguh kehidupan di dunia ini hanya sangat sebentar. Seorang mahasiswa ITB menghitung, jika umur kita di dunia ini 70 tahun, maka itu hanya 2,1 menit jika dibandingkan dengan umur kita di makhsyar (tempat berkumpulnya seluruh manusia setelah dibangkitkan dari kubur, untuk menunggu hisab) nanti.
Wallahu a’lamu bish shawaab, wahuwal mufaffiq ila aqwamit thariiq.
Wassalamu’alaik um Warohmatullahi Wabarakatuh.
(Bismillahirrahmanirrahim, saya berniat ngaji karena Allah, semoga Allah memberikan ilmuNya dan menolong untuk bisa mengamalkannya.
_______________
Bismillahirrahm
Kita orang Jawa tentu pernah mendengar ungkapan “Urip ki mung sedela, paribasan mampir ngombe”. Hidup itu hanya sebentar, hanyalah seperti orang yang singgah untuk minum. Tentu saja ungkapan ini benar adanya. Jika dibandingkan dengan kehidupan di akherat yang kekal nanti, sungguh kehidupan di dunia ini hanya sangat sebentar. Seorang mahasiswa ITB menghitung, jika umur kita di dunia ini 70 tahun, maka itu hanya 2,1 menit jika dibandingkan dengan umur kita di makhsyar (tempat berkumpulnya seluruh manusia setelah dibangkitkan dari kubur, untuk menunggu hisab) nanti.
Sungguh hidup ini hanya sebentar.
Karena kita tidak tahu kapan kita akan mati. Kita hanya tahu bahwa
kematian pasti akan mendatangi kita. Kita hanya tahu bahwa kematian
selalu berada sangat dekat dengan kita. Kita hanya tahu bahwa kematian
terus menerus membayangi kita, baik di kala kita sehat ataupun sakit,
tua ataupun muda, bahkan ketika kita masih anak-anak sekalipun. Kalaupun
kita telah luput dari kematian di hari kemarin, maka di hari ini bisa
saja kita mati. Jika siang ini kita selamat dari kematian, maka bisa
saja nanti malam kita mati. Itulah sebabnya hidup ini hanya sebentar,
karena selalu dan terus menerus dibayangi oleh kematian yang tidak kita
ketahui kapan datangnya.
Yang jelas, untuk bisa mendapatkan
keselamatan dan kemuliaan hidup di akherat yang kekal nanti, maka
sekarang inilah saatnya. Hidup kita di dunia inilah penentunya. Jika di
dunia ini kita lulus, selamat dari ‘ajakan’ nafsu dan ‘godaan’ iblis,
serta kita berhasil dalam membina hubungan baik dengan Allah (dengan
menunaikan rukun Islam yang kita mampu dengan baik) dan hubungan baik
dengan sesama mahluk (dengan banyak menolong dan membantu mereka), dan
semua itu kita lakukan semata-mata demi mendapatkan ridho-Nya, maka
rahmat Allah akan dilimpahkan kepada kita, dan kitapun akan selamat di
akherat nanti.
Inilah kemurahan Allah yang hakiki. Dimana, keselamatan akherat yang kekal selama-lamanya,
kenikmatan dan kesenangan surga yang tiada batasnya, hanya diberikan
kepada siapa saja yang mau sedikit bersusah payah dan sedikit berkorban
untuk sekedar tidak memenuhi keinginan nafsunya (bersenang-sena ng) demi menjalankan perintah-perint ah-Nya dan menjauhi larangan-larang an-Nya.
Ini semua hanya selama kita di dunia ini, yang entah sampai kapan kita
tidak tahu, yang jelas hanya sangat sebentar. Inilah sebabnya, mengapa
di dunia ini kita tidak perlu menuruti keinginan nafsu untuk
bersenang-senan g, karena dunia ini hanya sebentar dan bukan tempatnya untuk bersenang-senan g.
Wallahu a’lamu bish shawaab, wahuwal mufaffiq ila aqwamit thariiq.
Wassalamu’alaik